Banyuwangi, -Ada - ada saja cara orang untuk mendapatkan pekerjaan dan mengais rejeki. Ada yang bekerja keras menjadi kuli batu, ada yang menjadi sopir, kerbet, salon , bahkan tukang pijat. Namun juga ada cara dengan mengeluarkan jurus " Tak Demo, Tak Laporkan " ini adalah jurus mabuk pengejar kue PL.
Tidak ada yang salah dengan cara apapun untuk mencari rejeki termasuk dengan jurus mabuk " Tak Demo, Tak Laporkan" namun yang kurang tepat jika dengan cara ada yang dirugikan. Jika bicara orang bersih dari kesalahan, saya yakin tidak ada orang biasa yang akan bersih dari sebuah kesalahan termasuk sang penulis fiksi ini.
Baik penulis sedikit mengulas tentang jurus mabuk " Tak Demo, Tak Laporkan". Jurus inilah yang semakin hari semakin digandrungi oleh banyak kalangan. Di era milenial ini, jurus manuk " Tak Demo, Tak Laporkan " juga sangat disukai oleh kalangan birokrasi di negeri dongeng versi pasukan jembuk - jembuk.
Jurus " Tak Demo, Tak Laporkan " dianggap sangat efektif untuk mengalahkan pendekar - pendekar berjubah hitam yang lihai dalam mengumpulkan upeti. Peristiwa ini sangat sering muncul di negeri dongeng versi pasukan jembuk - jembuk.
Sosok pendekar berjubah hitam dengan kelompoknya selalu mendengungkan jumlah anggota pasukannya. Tujuannya adalah untuk menggetarkan hati dan nyali pendekar berjubah hitam di dalam tubuh kerajaan pasukan jembuk - jembuk. Tak luput dari prediksi, sang pasukan berjubah hitam pasukan jembuk - jembuk pun nyalinya ciut.
Baca juga:
Tony Rosyid: Kudeta Airlangga, Berhasilkah?
|
Hari demi hari terus berlalu, sang pendekar berjubah hitam pun memalak para pendekar berjubah hitam pasukan jembuk - jembuk. Hal ini menarik, sama - sama pendekat berjubah hitam namun satu dari pihak luar pasukan jembuk - jembuk dan yang satu dari pasukan jembuk - jembuk. Jika tidak dikasih apa yang diinginkan, pasukan berjubah hitam mengancam mengeluarkan jurus andalannya yaitu " Tak Demo, Tak Laporkan ".
Mohon maaf jika ada kesamaan kata maupun peristiwa dalam tulisan alur cerita diatas. Semua ini hanya cerita fiksi dan untuk hiburan semata. Bagi yang kurang berkenan atau yang tidak paham akan maksut dari cerita diatas, cukup diabaca saja jangan pusing untuk memikirkan maksutnya.
Veri Kurniawan ( FOSKAPDA)